Jakarta, CNBC Indonesia – Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto mendesak tim audit Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Perindustrian mengumumkan hasil audit kelayakan smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS). Hal tersebut menyusul peningkatan status pemeriksaan peristiwa meledaknya tungku smelter milik ITSS dari penyelidikan menjadi penyidikan.
Mulyanto menilai proses pemeriksaan di Kepolisian dan Kementerian harus berjalan secara bersamaan. Dengan demikian dapat diketahui penyebab sebenarnya kecelakaan yang menelan 21 korban jiwa dan 30 korban luka yang hingga kini dirawat di rumah sakit.
Ia pun mendesak pemerintah membuat laporan resmi terkait kelayakan operasional smelter ITSS. Bila ternyata sarana smelter tersebut tidak memenuhi standar maka Pemerintah harus berani mencabut izin operasional perusahaan China tersebut.
“Pemerintah harus mengaudit teknologi dan sistem smelternya sendiri, untuk mengetahui apakah memang smelter yang digunakan di PT. ITSS ini andal bagi keselamatan kerja dan lingkungan. Dikhawatirkan masalahnya bukan hanya pada pelaksanaan SOP tetapi pada keandalan smelternya,” kata Mulyanto dalam keterangan tertulis, Kamis (4/1/2024).
Mulyanto menyebut pemerintah mempunyai kewajiban untuk melindungi masyarakat yang bekerja di perusahaan-perusahaan asing. Karena itu, pemerintah harus memastikan smelter nikel perusahaan China itu digunakan layak dan andal untuk digunakan.
Menurut dia, pemerintah seharusnya jangan membiarkan warga masyarakatnya menjadi korban uji coba kelayakan peralatan kerja perusahaan asing. Justru sebaliknya Pemerintah harus mendorong terjadinya proses alih-teknologi dari perusahaan asing ke perusahaan dalam negeri. Sehingga pengelolaan SDA nasional ke depan nanti tidak tergantung pada kemampuan perusahaan asing.
“Yang terjadi sekarang justru terbalik. Masyarakat kita seolah dijadikan kelinci percobaan untuk menguji keandalan perangkat kerja perusahaan asing yang investasi di sini. Hal ini jelas merugikan dan membahayakan. Pemerintah harus bertindak,” tegas Mulyanto.
Sebagaimana diketahui, Polisi meningkatkan status kasus ledakan tungku smelter milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang menewaskan 21 orang ke tahap penyidikan. Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa saksi-saksi di lokasi.
“Pada kesempatan ini, saya akan menyampaikan hasil gelar perkara yang dilaksanakan tadi siang. Yang mana gelar perkaranya adalah meningkatkan dari penyelidikan ke tahap penyidikan,” ujar Kabid Humas Polda Sulbar Kombes Djoko Wienartono dikutip dari Detik.com, Rabu (3/1/2024).
Djoko mengatakan gelar perkara kasus dilakukan tim penyidik pada Rabu (3/1/2024). Adapun dasar kasus ditingkatkan ke tahap penyidikan berdasarkan olah TKP, pemeriksaan saksi di lokasi hingga saksi ahli.
“Yang menjadi dasar penyidik dari bukti-bukti maupun keterangan saksi-saksi, maupun keterangan ahli yang dielaborasi sehingga penyidik berkesimpulan bahwa perkara tersebut layak ditingkatkan ke penyidikan,” terangnya.
Djoko mengungkapkan sebanyak 27 saksi yang telah diperiksa terkait ledakan maut tersebut. Saksi masing-masing dari karyawan, korban, manajemen hingga 2 saksi ahli pidana dan ketenagakerjaan.
“Adapun saksi yang diperiksa sebanyak 27 orang, ini merupakan karyawan, manajemen maupun korban yang bisa dimintai keterangan. Kemudian yang 2 lagi yaitu saksi pidana maupun saksi ahli ketenagakerjaan,” ujarnya.
Djoko menambahkan hingga saat ini belum ada tersangka. Menurutnya, tim gabungan masih akan melakukan investigasi mendalam untuk menetapkan tersangka yang nantinya akan diumumkan dalam gelar perkara selanjutnya. https://belajarlahlagi.com/