Siap-Siap Kedelai Impor Mau Banjiri RI, ‘Kiamat’ Tahu-Tempe Batal?

Jakarta, CNBC Indonesia – Indonesia masih mengandalkan pasokan kedelai impor sebanyak lebih dari 80%. Karena itu, ketika stoknya mulai menipis maka pengrajin tahu-tempe pun bakal merasakan dampaknya. Namun, pemerintah memastikan bahwa pasar dalam negeri akan kemasukan pasokan kedelai baru.

“Kedelai ada keterlambatan masuk dari Luar Negeri. Tapi segera akan masuk,” ungkap Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi kepada CNBC Indonesia, Kamis (4/1/2023).

Hadirnya stok baru membuat keberadaan kedelai bisa lebih teratasi, sehingga harganya bisa lebih ditekan.

“Harga ke depan juga akan turun seiring Ketersediaan dari luar negeri,” kata Arief.

Suarso (68) menyelesaikan pembuatan tempe di kawasan Jakarta, Rabu (15/12/2021). Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan, ketersediaan kedelai untuk bahan baku tempe dan tahu dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan Natal 2021 dan tahun baru 2022. Bahkan, Kemendag memperkirakan pasokan kedelai akan terjaga sampai kuartal I 2022.“Pasokan kedelai dari negara eksportir cukup baik. Saat ini negara produsen tengah memasuki masa panen, sehingga kami optimis pasokan kedelai akan cukup hingga kuartal pertama 2022,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Oke Nurwan dikutip dari website resmi Kementerian Perdagangan.
Namun, ia tak merinci berapa jumlah pasokan kedelai yang tersedia saat ini. Ia hanya menyatakan dengan kecukupan pasokan itu, pihaknya memperkirakan harga kedelai stabil.
Sementara itu berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada akhir November 2021 di sekitar USD12,17 per bushels atau setara USD446 per ton, turun dibanding awal Juni 2021 yang tercatat sebesar US$15,42 per bushel setara US$566 per ton.

Langkanya keberadaan kedelai membuat harganya juga ikut terkerek saat ini. Sesuai hukum ekonomi supply-demand, maka harganya juga sudah lebih dari keadaan normal. Padahal, seharusnya harga turun karena Aip menyebut beberapa negara sedang panen kedelai.

“Oh iya otomatis harga naik, kan pernah naik Agustus sampai Rp 13-14-15 ribu, begitu stok banyak turun jadi 12 ribu. Sekarang naik lagi, sekarang di Rp 13 ribuan/Kg, tapi sekarang kalau sesuai mekanisme pasar itu lagi panen di AS, Brasil, Argentina, Kanada dan lain-lain, harusnya paling tinggi Rp 10-11 ribu/kg karena harga AS saya tau,” ungkap Ketua Umum Gakoptindo, Aip Syarifuddin kepada CNBC Indonesia, Rabu (3/1/2024).

Jika itu harga yang dibayar pengrajin untuk membeli setiap Kg kedelai, maka harga kedelai di bursa Chicago pun tengah naik.

“Minggu lalu cek US$13 lebih per bushel kira-kira, sehingga berapa dolar itu harga di AS dan itu Brasil, Kanada dan lain-lain mengacu karena ini bursa kedelai di Chicago,” lanjutnya. https://bagaimanacaraya.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*